Nama Danilla Riyadi sudah tidak asing di kalangan penikmat musik tanah air. Solois ini kerap kali digambarkan sebagai wanita yang paripurna: bersuara merdu, akrab dengan alat musik, berparas cantik, pun berkarakter secara personal. Karyanya sudah mulai mencuri perhatian di industri musik Indonesia sejak album Telisik (2014) dan Lintasan Waktu (2017).
Beberapa saat lalu, Danillla merilis single kedua sekaligus video klip dari album Lintasan Waktu, “Dari Sebuah Mimpi Buruk”. Seperti karya lainnya, karya ini pun disambut dan direspon baik oleh para Penelisik. Baik audio maupun visual, masing-masing saling mendukung terbangunnya suasana, dan kita dapat menyaksikan seorang Danilla menari-nari menyelami mimpinya.
Tapi, belum tentu pandangan yang sama akan datang dari tokoh-tokoh kritis dalam ruang persidangan. Mereka akan mengupas seperti apa kualitas dan esensi pada karya ini, dan apakah karya ini layak untuk disimak dan dikonsumsi oleh publik.
Pengadilan Musik edisi ke-28
29 Desember 2018 – Kantinnasion Rumah The Panas Dalam, Jl. Ambon No. 8A, Bandung
Terdakwa: Danilla
Hakim: Man (Jasad)
Jaksa Penuntut: Budi Dalton & Pidi Baiq
Pembela: Yoga (PHB) & Ruly Cikapundung
Panitera: Eddi Brokoli